![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjemwTkCCo5YYV_3h9yyU7EtjbKMTnDsXket2MtkMSZYn6vbHczsgenOitPnTHwoDP6t_WJW61uRIqLAkDZyIoLWxo35YO20G8b4VWP4-HpEaNz-nYvvKYPAQP745S15YEZURBDxSvhQQTn/s400/Special+Girls+%E2%98%86.jpg)
"Asik! Sekolah baru" kataku.
Hari ini adalah hari dimana aku
mulai bersekolah. Bukan sekolah pada biasanya, aku mulai bersekolah seni, aku
merasa senang ketika aku diperbolehkan untuk bersekolah disini. Sekolah baru
yang bertaraf Internasional. Internasional School Art, itulah nama sekolah dimana
aku memulai sekolah baru. Aku telah lolos audisi untuk memasuki sekolah ini.
“Selamat atas sekolah barumu~” kata
ibuku
“Terimakasih Ibu” sahutku dengan
mencium kedua pipi ibu.
Aku telah berdiri di depan sekolah
ini.. Menatap bahwa betapa megahnya sekolah baruku. Setelah beberapa menit aku
berdiri, tanpa sadar aku ditabrak oleh
salah seorang murid di sekolah itu.
brukkk!! “Ah!” kataku
“Maaf, maafkan aku” kata perempuan
itu
“Oh, tidak apa-apa, omong-omong
bolehkah aku berkenalan denganmu?”
“Terimakasih, oh namaku Hilda,
senang bisa berkenalan denganmu” balasnya
“Namaku Mela, senang bisa
berkenalan dengamu” sahutku
“Omong omong, kau anak baru
disini?”
“Iya” balasku
Setelah masa perkenalan dengan
salah seorang murid yang bernama Hilda tersebut, bel sekolah pun berbunyi. Aku
bertemu dengan seorang lelaki berbaju rapi, berkacamata, dan dia membawa tas
untuk barang-barangnya, ya, dia adalah salah satu guru di sekolah itu. Aku
telah bebicara banyak dengan beliau. Setelah lama kita bebicara, kami tiba di
salah satu ruang kelas dan aku diperkenankan untuk masuk ke ruangan itu.. cukup
besar dan mewah bagiku. Semua peralatan kelas ditata dengan rapih dan bersih. Disitu aku melihat Hilda duduk di
bangku paling depan bersama salah seorang temannya.
“Okay, we are the arrival of a new
student, please introduce yourself in front of classmates” kata guru itu
memperkenalkan aku di depan kelas
“Good Morning, my name is Mela Adi
Prasiska, you can call me as the Mela. Nice to meet you. thanks” aku
memperkenalkan diri dihadapan seluruh penghuni kelas
“Well, please sit on the bench who
has prepared, Mela” perintah guru itu
“Thanks, Sir”
Setelah aku diperkenankan untuk
duduk, aku segera mencari tempat duduk. aku melihat Hilda kaget karena aku
masuk di ruang kelasnya.
Bel istirahat pun berbunyi,
semuanya telah pergi untuk pergi ke kantin, lain denganku, aku hanya duduk di
bangku, dan aku lihat Hilda dan teman-temannya menghampiriku.
“Hai mela” sapa Hilda
“Hai” balasku
“Oh, perkenalkan, ini Mela” Hilda
menunjuk ke arahku
“Senang bertemu dengan kamu” jawab
mereka serempak
“Senang berkenalan dengan kalian
semua” jawabku
Sekolah pada hari itu pun berakhir,
kami berenam pun berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing. Di dalam mobil,
aku bercerita banyak kepada ibuku tentang hari pertama masuk di sekolah baru.
“Apakah kau senang hari ini?”
“Ya, aku sangat senang sekali hari
ini, aku mendapat teman baru yang baik hati kepadaku, aku merasa nyaman
berteman dengan mereka” jawabku dengan semangat
Keesokan harinya, akupun kembali
pergi ke sekolah. pelajaran pertama ialah menari, ini adalah pelajaran yang
sangat aku sukai. Kami sekelas pergi ke ruangan khusus untuk latihan menari. Pelajaran
pun berlangsung lancar.
“Hari ini lelah sekali, apa kau
tidak merasa lelah Mela?” kata Adjeng kepadaku
“Hmm… tidak, aku tidak lelah sama
sekali” jawabku
“Haa~~ kau hebat!” puji Adjeng
Akupun tersenyum J
Pelajaran pun berganti, kini adalah
pelajaran music, dimana setiap siswa harus bisa memainkan alat music.
“Yeah!! ini adalah pelajaran
favoritku, pelajaran bermain musik” kata Hana senang
“Aku juga, aku juga sangat suka”
tambah Adjeng
“Mereka bagaikan kakak adik” tambah
Dinda
“Maksudnya?” kataku
“Mereka berdua sangat suka bermain
piano” jawab Debby
“Dan mereka sangat mahir
memainkannya” tambah Hilda
“Benarkah? aku ingin melihat mereka
bermain” kataku semangat
“Akan kutunjukkan kepadamu” jawab
Hana
Kami berempat melihat Hana dan
Adjeng memainkan sebuah piano, mereka sangat keren memainkannya, aku yang
melihat mereka bermain, aku pun tersenyum, andaikan aku bisa sehebat dia, gumamku.
Mereka pun akhirnya selesai
memainkan piano itu, aku bertepuk tangan yang aku hadiahkan kepada mereka
berdua
“Kalian sungguh menakjubkan, aku
sangat suka kalian bermain piano” kataku
“Ahaha, terimakasih” kata Adjeng
malu
“Hmm.. kalau kalian berempat bisa
memainkan alat music apa saja?” tanyaku
“Aku bisa bermain gitar” jawab
Debby
“Kalau aku bisa memainkan flute”
tambah Dinda
“Wah, hebat! kalau kamu Hilda?”
tanyaku
“Hmm… aku bisa memainkan suaraku di
depan mic” jawabnya lirih
“Memainkan suaramu? di depan mic?
apa maksudnya?” tanyaku bingung
“Haha~~ maksudku aku bisa
bernyanyi”
“Bisa saja kau”
“Kalau kau Mela?” tanya Hana
“Hmm… rahasia!! haha” jawabku
“Aaa… ayolah~ beritahu kami~~”
pinta Dinda
“Tidak mau, aku tidak akan
memberitahu kalian, hahahaha~~” ejekku
2 bulan telah berlalu, aku dan
Hilda serta teman-temannya berteman baik. Debby, Dinda, Hana, Adjeng, Hilda.
itulah temanku, mereka baik kepadaku. selama aku bersekolah disitu, sekolah
kami mengadakan acara tahunan untuk memperingati hari yang paling special bagi
sekolah itu. yaitu semua murid mulai dari kelas 1 sampai kelas 3 harus
menampilkan bakat mereka di hadapan guru dan orang tua mereka. kami berenam,
kami merundingkan apa yang akan kita tampilkan di acara tersebut.
“Hey! menurut kalian, kita akan
menampilkan apa di acara itu?” tanya Debby memimpin
“Aku bingung” kata Hana
“Sama, aku juga. aku bingung”
tambah Adjeng dan Hilda
“Kalau kau Dinda?” Tanya Debby
“Aku berpikir” jawabnya
“Ish!”
Kami pun diam untuk berpikir.
“Hmm…. aku… memiliki satu usulan”
kataku
“Apa???” jawab mereka berlima
“Tapi aku ragu untuk mengatakannya”
kataku
“Katakan~” jawab Debby
“Hmm.. begini, diantara kita semua,
kalian memiliki bakat yang menarik, Hana dan Adjeng pandai memainkan piano,
Debby pandai memainkan gitar, Dinda pandai memainkan flute, dan Hilda pandai
menyanyi”
“Tunggu! kau memainkan alat music
apa nantinya?” kata Hilda memotong
“Aku.. aku tidak memainkan alat
music apapun nantinya” jawabku
“Bagaimana bisa?” Tanya Debby
“Begini, diawal kita tampil, Dinda
akan memaikan flute-nya, disambung dengan Hana dan Adjeng memainkan pianonya,
kemudian disambung dengan Debby bermain gitarnya, selang beberapa detik kalian
semua bermain, lalu Hilda mulai bernyanyi. dan aku akan muncul setelah part
Hilda menyanyi selesai. aku akan keluar dan menari, selang beberapa menit aku
menari, kemudian kalian keluar dan ikut menari bersama-sama”
“Menari? apakah bisa?” tanya Dinda
“Aku pikir kita bisa melakukannya”
jawabku
“Tak ada salahnya jika kita
mencobanya” kata Hilda
“Omong-omong, lagu apa yang akan
kita tampilkan?” kata Adjeng
“Aku memiliki banyak lagu untuk ini”
jawabku
“Baiklah! kapan kita akan latihan?”
Tanya Hana
“Mulai minggu besok. tapi, kita
akan berlatih dimana?” kataku
“Aku tau dimana tempat latihan yang
cocok untuk latihan” jawab Hana
“Bagus!” kata Debby
Setelah 3 minggu lamanya kita
berlatih untuk persiapan acara tahunan sekolah ini, kami semakin tambah dekat
satu sama lain. Tidak lupa kami juga memikirkan kostum seperti apa untuk tampil
seminggu lagi. kami berenam pun mencari kostum yang tepat, dan satu hari untuk
mencari kostum yang sempurna pun tidak bisa ditemukan, kami sangat bingung
bagaimana cara mengatasinya. Beberapa hari kemudian, kami memutuskan untuk
mencari kostum yang sesuai, untung saja kostum yang kita cari sudah di tangan,
kostumnya unik, colorful, dan~~ begitulah.
Hari dimana acara tahunan sekolah
ini tiba, kami berenam tiba lebih awal di sekolah untuk mempersiapkan semuanya,
mulai dari berlatih kecil, tata kostum, sampai make up.
“Apakah kalian semua sudah siap?”
kata Debby semangat
“Sudah” kami menjawab serempak
Acara pun dimulai, kami mendapat
nomor giliran 6, lumayan lama untuk menunggu peserta yang lain untuk tampil di
atas panggung. kami berenam duduk di barisan dimana semua peserta duduk dan
menunggu gilirannya tampil. Ketika grup lain tampil, mereka sangat memukau,
bahkan semua penonton memberi tepuk tangan yang meriah dan teriakan dari yang
lain, terutama kami berenam. aku berpikir, inilah dimana aku baru pertama kali
tampil di mata para siswa di sekolah ini, dan aku mulai berkata dengan diriku
sendiri, ”apakah aku bisa tampil sempurna hari ini?” aku bahkan tak yakin
dengan pikiranku sendiri, ”tapi aku harus optimis dengan ini, aku pasti bisa”
gumamku.
Sekarang adalah giliran kelompok
kami untuk tampil, aku menarik napas panjang-panjang sebelum tampil. “Aku pasti
bisa, pasti” kataku. Seperti rencana awal, mereka tampil duluan sebelum aku
masuk ke dalam panggung, mereka berlima tampil dulu tanpaku, dimulai dengan
Dinda yang memainkan flutenya, dilanjut dengan Hana dan Adjeng untuk memainkan
pianonya, selang beberapa detik, Hilda pun mulai bernyanyi, tak lama kemudian,
Debby pun menyambung dengan permainan gitarnya, mereka sangat memukau, aku pun
bisa merasakan aura positif setelah mendengar mereka tampil diatas panggung. Setelah music mereka berhenti, mereka langsung meninggalkan alat music yang
mereka mainkan tadi dan berlari kecil ke belakang panggung. Tirai panggung pun
terbuka, music pun berganti, disitu aku mulai menari dibawah lampu yang
menyorotiku dari atas, dengan sebuah koreografi yang baru lagi, mereka berlima
menyusulku ke atas panggung, menari bersama, dengan musik yang di mix
sebelumnya, dengan tata panggung, tata cahaya yang memukau, kami berenam bisa
membuat semua penonton memberi tepuk tangan dan meneriaki kita, aku tau,
mungkin mereka suka dengan penampilan kami hari ini.
Music pun berhenti, kami telah
menampilkan sebuah karya yang bagus, kami semua senyum puas dan lega, kami
berhasil, semua hasil kerja keras kami berbuah dengan keajaiban, aku suka
dengan ini. Setelah acara ini selesai, sekolah kami pun libur selama 2 minggu
lamanya, mungkin bagiku 2 minggu adalah hari libur yang sangat tidak memuaskan.
tapi tak apa, liburan 2 minggu tersebut akan kami gunakan untuk merayakan
keberhasilan kita karena kita telah berhasil, berhasil menampilkan sebuah hasil
karya sendiri yang memukau.
Melaaaaa >< ceritanya keren.. lanjutin ya'-')/
BalasHapusdisitu tokoh hilda keren! bener2 baik orangnya xD
BalasHapus“Good Morning, my name is Mela Adi Prasiska, you can call me as the Mela. Nice to meet you. thanks” bukannya harusnya "you can call me mela" ya ._.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushilda : karna aku baik, makanya aku buat kamu jadi baik B) gak kamu tok seh, semuanya juga B)
BalasHapusgakpapa hil, ngomong di depan kelas kan harus sopan, apalagi ada gurunya :p
hana : dilanjut tapi gak sekarang ._.
BalasHapusudah ada lanjutannya kah?
BalasHapusudah, tapi masih diproses
Hapus