Sabtu, 23 Februari 2013

We're Friends, We're Girls, Yeah!! Special Girls [Part 3]




“Sekolah lagi~~ oh.. aku sangat malas hari ini” kataku
                Hari ini, pagi hari ini, aku dan teman-temanku kembali bersekolah. Aku ingin telat masuk hari ini, tapi apa daya, kalaupun aku ketahuan terlambat masuk sekolah, mungkin aku akan menjadi ‘perkedel’ nantinya. Ini pukul 06.00 pagi, dimana aku sudah harus perjalanan untuk menuju sekolah tercinta ini. akhirnya aku pun sudah sampai di tempat ini, banyak para siswa yang terlihat buru-buru memasuki kawasan megah ini, entah apa yang membuatnya terburu-buru, padahal ini masih pagi.
                Pelajaran pertama dimulai, pelajaran Bahasa Inggris, walaupun ini sekolah seni, tapi tata bahasa terutama Bahasa Inggris disini juga diutamakan, karena memang ini sekolah Internasional. Pelajaran ini 4 jam lamanya, 1 jam, 2 jam aku bisa mengikuti, jam sisanya aku sungguh bosan, aku tidak bosan dengan pelajarannya, tapi dengan gurunya. Guru perempuan berambut keriting macam benang yang ruwet, suka memakai parfum berkelas yang wanginya menurutku seperti bau bunga kuburan. Guru ini terkenal killer, karena memang guru ini sangat disiplin.
                Jam istirahat yang kutunggu daritadi akhirnya datang, seperti biasa, aku dan 5 teman tercintaku ini, segera pergi ke kantin untuk makan, atau hanya sekedar mengobrol, lalu masuk ke kelas lagi. Disaat kami semua tiba dikantin, kami semua hanya membeli jajanan ringan dan membewanya ke kelas dan memakannya disana. Dalam perjalanan menuju ke kelas, kami berenam melihat segerombolan anak perempuan yang entah berapa jumlahnya yang sedang mengkerubuti sesuatu.
                “Eh, apaan tuh pada rame-rame?” kata Hana
                “Entah, semacam ada sesuatu” kata Hilda
                “Tunggu sebentar, sepertinya aku mendengar para wanita itu berteriak menyebutkan sebuah nama” kata Dinda
                “Kim Myeongsoo, Choi Jonghyun?” kataku
                “Sepertinya begitu, gak ada salahnya kalau kita pergi kesana dan melihatnya” usul Adjeng
                “Boleh-boleh” kata Debby
                Kami semua segera lari untuk menghampiri gerombolan wanita itu, dan aku bertanya kepada salah satu siswa perempuan disana.
                “Permisi, kalau boleh tau, Kim Myeongsoo dan Choi Jonghyun siapa ya?” kataku
                “Kau tidak tau? kemana saja kau? mereka berdua adalah pria paling tampan disini, mereka adalah sahabat, anak paling kaya disini, dan Kim Myeongsoo adalah anak dari kepala Sekolah kita” kata wanita itu
                “HAH???” kami berenam kaget serempak
                “Anak kepala sekolah?” kata Debby
                “Iya” kata wanita itu
                “Aku jadi penasaran gimana bentuk meruka berdua” kataku
                Kami berenam menembus gerombolan itu, kami semua melihat dua pria yang anak perempuan bilang tampan itu, memang tampan menurutku. karena aku belum mengerti mana yang bermama Kim Myeongsoo dan Choi Jonghyun itu, yang satu tampan, putih, tinggi, pakai kacamata hitam, pakaian sopan, dan terlihat sedikit sombong, satunya lagi, tampan, berkulit sedikit cokelat, tinggi juga, pakai kacamata hitam juga, pakaiannya sedikit amburadul tapi keren menurutku, dan terlihat garang.
                “Ganteng masa?” kata Adjeng melongo melihat kedua pria itu
                “Ingat udah punya Kim Jonghyun” kata Debby dengan nada ketus
                “Tau tuh, udah punya pacar, masih bilang pria lain tampan” kata Dinda
                “Perlu dilaporkan ini” kata Hilda menggoda
                “Setuju” kata Hana
                Akau hanya tertawa melihat kelakuan mereka. Memang mereka sudah memiliki pacar sebelum aku bersekolah disini. Debby berpacaran dengan Kim Kyujong, seorang pria yang menurutku tampan, berkulit putih, tinggi dan bertalenta. Dinda berpacaran dengan Lee Hongki, salah satu vocalist band sekolah ini, Hana berpacaran dengan Lee Donghae, yang menurutku pria berkulit sawo matang ini juga lumayan tampan, Adjeng berpacaran dengan Kim Jonghyun, salah satu murid di sekolah ini yang memiliki suara emas dan saingannya Hilda dalam hal bernyanyi, Hilda berpacaran dengan Kim Heechul, pria yang menurutku juga tampan tapi juga cantik menurutku, tapi Heechul ini menyeramkan disaat dia marah. Aku, hehe, aku belum memiliki pacar, aku hanya seorang murid di sekolah Internasional ini.
                Setelah bel masuk, guru piano kita mempersilahkan dua orang yang merupakan murid baru disekolah ini, dan mereka adalah dua pria tadi, Kim Myeongsoo dan Choi Jonghyun. Dan anehnya lagi mereka masuk ke kelasku. Mereka masuk dengan sombongnya, memperkenalkan diri, dan duduk tepat dibelakang bangku dimana aku duduk. Kemudian pelajaran mulai~~
                Pelajaran kedua datang~ pelajaran bahasa Inggris, pada saat itu memang ada PR tentang kesenian dan wajib mengumpulkan tugas karena, ya~ tau sendiri lah, itu guru killernya kayak apa. Semua murid langsung mengumpulkannya ke meja guru, tanpa sadar aku tak sengaja menabrak Myeongsooatau lebih tepatnya L, aku gak sengaja, aku memang gak liat karena aku sibuk membolak-balikkan tugas itu, dengan sombongnya dia berteriak kepadaku.
                “HEH! GAK PUNYA MATA? CEWEK MACAM APA?” bentaknya
                “SORRY GAK SENGAJA, BTW AKU PUNYA MATA, 2 PULA, MAU LIAT?” bentakku
                “CEWEK KOK GAK SOPAN, DIKIRA SITU SAPA?”
                “EMANG SITU SAPA?”
                “GAK TAU AKU? PERLU DIJELASIN?”
                “GAK DEH MAKASIH, UDAH TAU SITU SAPA”
                “BAGUS! SIAPA COBA COWOK DIHADAPANMU, CEWEK GAK BERMORAL?”
                “SITU? MANUSIA KAN? COWOK GAK JELAS” jawabku sinis
                Idih! Murid macam apaan? Murid baru aja tingkahnya macam senior, omongannya kasar, pake ngejek pula, dikira situ sapa? Gak sopan banget jadi orang, anaknya sapa? celotehku lirih.
                Jam istirahat yang aku tunggu akhirnya datang, yang biasanya kita ber-6 pergi bareng ke kantin, sekarang aku sendiri yang berangkat duluan, karena yah~ mereka berlima masih melepas rasa kangen terhadap kekasih hatinya masing-masing, kan jadi envy -_-. Mau tak mau aku berangkat sendiri, aku cepet-cepet nge-booking meja kosong yang ada di kantin, kalau gak dapet meja kosong, yang namanya Hilda sama Adjeng akan berceramah panjang kepadaku. dan akhirnya aku dapat, dengan senang hati aku langsung duduk disitu, lagi enak-enaknya detik-detik mau duduk, ternyata yang namanya L dan Changjo itu langsung nyerobot di meja satu-satunya yang kosong tersebut.
                “HEH KALIAN BERDUA, NGAPAIN DISINI?” teriakku
                “YA DUDUK LAH, MASA JONGKOK” teriak Changjo
                “KAN YANG PERTAMA NGEBOOKING DULUAN KAN AKU!”
                “TAMU KEHORMATAN WAJIB DI DAHULUKAN” kata L
                “TAMU? NOH! DI RUANG KEPALA SEKOLAH KALAU MAU BERTAMU”
                “KALAU GAK MAU?” kata Changjo
                “DIBAWAH KALO DUDUK” jawabku
                Ya Tuhan~~ sepertinya akan ada 2 penceramah yang akan menceramahiku habis-habisan karena aku gak kebagian tempat duduk. Beberapa menit kemudian, mereka semua daang menggandeng kekasihnya masing-masing. Mati aku! kataku sambil menepok dahi lebarku. Aku telah menyiapkan semuanya sebelum aku diomeli. Mereka bersepuluh datang dengan wajah riang gembira.
                “Hai Mel~~” sapa mereka dengan kompak
                “Hai semua!” jawabku datar
                “Eh, kita gak jadi makan disini, kita mau ke taman aja, mau ikut?” kata Hana
                “Gak jadi? Ke taman? Ngapain?” jawabku
                “Biasa~” jawab Kyujong santai
                “Pacaran? Gak deh makasih, mending aku ke UKS” kataku
                “UKS? Kamu sakit?” kata Debby panic
                “Gak sakit, ngantuk” katau nyantai
                “Oke, bye~~”
                “Happy sleep~~” kata Hana
                Untung gak ada yang ceramah hari ini, leganya~. Hari ini gak istirahat bareng, betapa menyedihkan semua ini, kataku. Aku berjalan menuju ke UKS yang sunyi dan damai, aku ingin tidur di UKS walaupun aku tidak sakit. yah~ you know lah~ aku ini jagonya tidur B). Aku telah sampai di depan pintu UKS, dan aku segera membuka pintu UKS itu, dan ternyata.. di kunci -_-. Siapa yang ngunci? Ya Tuhan~ teriakku di depan UKS tercinta ini. Lalu aku memutuskan untuk tidur dikelas. Dan akhirnya tidur pun berjalan sesuai dengan keinginan. sebelum tidur, ambil headset, colokin, dengerin music, lalu tidur dengan cantiknya.
                Aku pun mencoba memejamkan mataku, gak sampai 3 menit, ada seseorang yang memukul keras meja yang aku buat tidur, sontak lalu aku terbangun karena kaget. Dan yang memukul keras meja kesayanganku ini adalah siapa lagi kalau bukan L? Udah ganggu orang tidur gak mau minta maaf pula. Memang -_-. Gak puas memukul keras mejaku dan membuatku bangun akan hal seperti itu, dengan seenaknya L mengambil Handphone tercintaku yang masih bergandengan dengan headsetku. Dia mengambilnya dariku, aku mencoba untuk mengambilnya, tapi gagal. Changjo, dengan ngakaknya yang seperti sapi kalau ketawa -_- menertawaikku dengan puas. Dengan rasa jengkel, ku lempar dia dengan kotak pensil besi yang entah itu milik siapa, dan aku tidak peduli akan itu mengenai lengan Changjo, dan itu membuat Changjo berhenti tertawa dan merintih kesakitan, malah aku yang ngakak puas! Hahahahaha~~~~~~
                Ini pelajaran terakhir, detik-detik menjelang pulang, dan Handphoneku masih ditangan L, dan dia belum mengembalikan kepadaku. Dan disitu aku mulai sibuk berpikir bagaimana caranya mengambil handphoneku kembali agar aku bisa pulang. Ketika bel berbunyi dan saatnya untuk para siswa pulang, handphoneku yang tercinta belom kembali dengan keadaan sehat wal’afiat.
                “Din, pinjem HP~” kataku dengan memelas
                “Pinjem? Emang gak bawa HP?” kata Dinda
                “Bawa, tapi HPku disandera dengan orang yang tidak bertanggung jawab”
                “Disita?” katanya penasaran
                “Iya”
                “Sama kepala sekolah?”
                “BUKAANN~~~~ Ih ni anak lama amat, Cuma minta pulsa doang buat sms”
                “oke oke”
                Aku mengirim sms ke sopirku untuk menjemputku, setelah terkirim, balasannya pun manakjubkan, saking menakjubkan sampai-sampai itu kumis sopir aku cabut sampai ke akar dan tidak akan meninggalkan sisa apapun. Intinya, sopirku tidak bisa menjemputku karena sedang menemani Dad kerja di luar kantor, dan dengan entengnya bilang “Naik taxi saja, Non”. Aku segera memeriksa dompet Snoopyku, ternyata tak ada uang. merogoh disemua saku yang aku punya, juga tak ada uang. Yang ada kartu pelajar, dan tiga kartu ATM. belom ambil uang, dan malas. Teman-temaku, aku meminjam uang ke mereka, tak ada yang punya. DEMIAPA HARI INI PULANG JALAN KAKI? -o-
                Ini juga handphone masih di orang gak jelas. Ini udah sore, sekolah sepi. Dan gak ada gunanya buat nungguin jemputan karena memang gak ada yang jemput. Bersiap-siap pulang jalan kaki~~ Sangat menyedihkan. Aku mulai keluar sekolah yang sangat megah ini, jalan kaki pastinya. Ini masih jauh sama rumah -_- tiba-tiba ada sebuah mobil merah memotong jalanku, dan dia membuka kaca mobilnya. Ternyata Changjo, tumben dia gak bareng sama L, sahabatnya.
                “Kok jalan?” tanyanya
                “Urusanmu kah?” jawabku sinis
                “Naik cepetan, aku anter” jawabnya nyantai
                “Naik?” tanyaku
                “Iyalah, mau gak? Kalau gak mau ya udah” jawabnya
                “Eh iya iya” kataku
                Hari ini nebeng bareng Changjo, di mobil mewahnya. Aku duduk di sampingnya, Sesekali aku melihat wajahnya, serius kalo lagi nyetir. Ya gakpapa lah~ daripada pulang jalan? pikirku. Kami berdua diam, gak ada sepatah kata pun. Setelah lama diem-dieman, dia bertanya kepadaku, bahwa alamatku ada dimana? Ya aku jawab dengan senang hati, karena perjalanan jauh, yang hanya aku lakukan adalah menapat jendela mobil dan melihat suasana jalanan pada sore itu. Tiba-tiba dia memberhentikan mobilnya, dan itu bukan didepan rumahku, gak tau umah siapa.
                “Kok bukan rumahku?” kataku
                “Ya iyalah” jawabnya nyantai
                “rumah siapa dong?” tanyaku
                “Rumah Choi Jonghyun” jawabnya pede
                Hah? Rumahnya Changjo? ngapain? Hadoh! ini udah sore -_-. Aku berdiri di depan pintu rumahnya yang 2 kali lipat lebih besar daripada rumahku. Aku dipersilahkan masuk olehnya, kok sepi? Rumahnya kayak istana gila! Bagus banget! Bagusan rumah ini daripada rumah sendiri, pikirku. Aku duduk di ruang tamu, sendiri, entah dia pergi kemana.
                1 jam kemudian
                Aku  lelah, capek gila, tanpa sadar aku tertidur di sofanya yang empuk, dan dia membangunkanku dengan melemparkan handuk kecil tepat ke mukaku.
                “Bangun woi!” teriaknya
                “Hm.. handuk? buat apa?” tanyaku dengan nada orang ngantuk
                “Mandi sana” perintahnya
                “MANDI? KAPAN AKU PULANG CHANGJO?” teriakku
                “Nanti kalau udah selesai makan malam” jawabnya santai
                “Gila sumpah!”
                “CEPETAN MANDI!” bentaknya
                “GIMANA MAU MANDI KALAU KAMAR MANDINYA AJA AKU GAK TAU”
                “Lurus, belok kiri”
                Aku mandi, mandi di rumah orang, lebih tepatnya di rumah Changjo. 30 menit telah berlalu telah aku buat untuk mandi. Aku datang ke ruang tamu lagi, dan mendapatinya dia tidak disitu. Oh God! Kemana dia pergi? Dengan rasa gak peduli, aku duduk kembali ke ruang tamu itu, dan dengan santainya aku menyalakan tv di ruangan itu. Gak berapa lama kemudian, dia datang membawakan beberapa makanan, yang pastinya untuk makan. Buset! Ini orang gak punya pembantu? Kok masak sendiri? Hebat banget! pikirku.
                “Nih makan” katanya
                “Hm?”
                “Cepet dimakan, masih anget. abis itu kamu pulang”
                “Tapi aku gak ada yang jemput aku disini”
                “Aku anter lah”
                “Oh”
                Kita berdua makan malem diruang tamu berdua, gak ada dari kita yang bicara, yang bicara hanyalah tv semata. Ternyata dia beda sama L, beda banget sifatnya, kalau L itu semacam orang gila yang kerjaannya ngebully aku disetiap dia ingin ngebully, tapi Changjo walaupun dia suka ngetawain aku kalau aku di bully sama L, dia dingin, tapi dinginnya beda. Sambil makan, aku sedikit ngelirik dia, nikmatin banget kayaknya. Aku sedikit heran sama dia. Selesai makan, aku bersiap-siap untuk pulang kerumah, aku membantunya membereskan dan membersihkan semua piring, sendok, garpu, pisau, gelas, dsb.
                Dijalan, kami berdua kembali saling diam. Gak ada yang perlu diomongin soalnya. Dalam perjalanan, aku berharap gak ada yang ngomelin aku saat pulang nanti. Akhirnya aku sampai di rumahku. Changjo tepat memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah.
                “Mau mampir dulu? buat minum atau apa?” tanyaku
                “Gak” jawabnya singkat
                “Oke, thanks buat semuanya” kataku lalu meninggalkannya
                Aku masuk ke rumah, sepi, gak ada siapa-siapa kecuali sang pembantu rumah yang menyambutku dengan rasa panik karena aku pulang terlalu sore. Aku langsung masuk ke kamar, ganti baju, dan aku tiduran di kasur indahku. Dan aku mulai berpikir kenapa Changjo melakukan itu semua kepadaku, yang aku tau, Changjo itu rada gimana gitu~~ dan dia tinggal sendiri di rumah yang 2 kali lipatnya rumahku, kemana orang tuanya? Aku berpikir heran.
                Keesokannya, aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Saat aku sarapan pagi, ada seseorang yang mengklakson mobilnya di depan rumah, bunyinya bukan bunyi klakson Dad. Lalu aku berlari kecil keluar, aku buka pintu, dan, jeng jeng jeng~~ mobil Changjo ada didepan rumahku, aku kaget, ngapain dia disini? Lalu aku cepat-cepat menuju ke mobil merahnya, dan masuk ke dalam mobil Changjo.
                “Kok pagi-pagi udah disini?”
                “Sekalian nganter kamu” katanya
                “Hah? Kok bisa?”
                Dia merogoh sakunya dan mengambil sesuatu dan ternyata dia mengambil Handphoneku! Kenapa ada di Changjo? Bukannya ada di L?
                “Tadi ada SMS dari Dad.mu kalau harii ini tidak ada yang mengantarmu dan menjemputmu”
                “Hah? Jadi hari ini aku..”
                “Iya, kau bersamaku lagi hari ini”
                Mobil pun berangkat menuju sekolah.
                “Bagaimana kau bisa mendapatkan handphoneku? Bukannya ada di L?”
                “Dia menyuruhku untuk memberikanmu”
                “Dasar gak bertanggung jawab”
                Changjo menggelengkan kepalanya kecil dan tersenyum.
                “Btw, kemarin kenapa rumahmu sepi? kemana Orang tuamu? Kamu bisa masak?”
                “Bukan urusanmu” jawabnya sisnis
                “Dih, pagi-pagi gak baik marah-marah” kataku
                “Siapa yang ngelarang? Gak ada kan? Udah diem aja”
                “Oke-oke”
                Di dalam mobilnya, aku mengutak-atik handphoneku. Disela-sela aku mengutak-atik handphoneku, Changjo bicara kepadaku.
                “Kau suka selca ya?” jawabnya
                “Hah? Kau melihatnya? Dasar kau!” kataku sambil memukulnya
                “Haha!! Aku sudah melihat semuanya” ejeknya
                Di sela-sela dia sedang menyetir, aku mengambil Handphonenya yang berada di depanku, sekaranglah saatnya untuk balas dendam! hahahaha!! Lalu dia berusaha merebutnya dariku, tapi gagal. Rasakan!!! Aku melihat semua folder foto di handphonenya, aku melihat banyak sekali fotonya dengan bersama L. Seperinya dia marah kepadaku, tapi aku tidak peduli, rasakan!!!!!

                Sesampainya di sekolah, aku masih memegang handphonenya, dia berusaha keras agar dia mendapatkannya kembali, sampai kita berdua kejar-kejaran bagaikan Tom & Jerry. Aku terpojok, gak ada jalan keluar buat melarikan diri, aku bingung! Andaikan aku bisa menghilang~~. Aku hanya pasrah aku kalah pada saat itu, dan aku berusaha mengakalinya, aku mengulurkan tanganku untuk memberikan handphonenya, disaat dia mengambil dengan gerakan cepat, aku menarik kembali tanganku dan berlari meninggalkannya, dan dengan gesitnya dia mebuatku berhenti karena tanganku di tahan kuat-kuat dan dia menarikku sehingga aku lebih dekat dengan dia. Dia menatapku, dan dia berhasil mengambil Handphonennya kembali dan berkata kepadaku, “Jangan aneh-aneh” lalu dia melepaskan tanganku.
                Aku dan Changjo berjalan menuju ke kelas berdua, pagi itu memang masih sangat pagi, sehingga hanya beberapa anak saja yang ada di sekolah itu. Aku mengikutinya di belakang. Kok Changjo gantengnya? batinku. Oh tidak, tidak mungkin aku menyukainya.
               


-To Be Continued- 


2 komentar:

  1. KISAH ROMANTIS CHANGJO MELA !! PENASARAN !! LANJUT MEL !! GAK PAKE KOMAAAAAA (?)

    BalasHapus
  2. BAYAR MANG~~ TAREKKK~~ (?) OKE, DOAKAN SAJA

    BalasHapus