“Sekolah lagi~~ oh.. aku sangat malas hari ini” kataku
Hari
ini, pagi hari ini, aku dan teman-temanku kembali bersekolah. Aku ingin telat
masuk hari ini, tapi apa daya, kalaupun aku ketahuan terlambat masuk sekolah,
mungkin aku akan menjadi ‘perkedel’ nantinya. Ini pukul 06.00 pagi, dimana aku
sudah harus perjalanan untuk menuju sekolah tercinta ini. akhirnya aku pun
sudah sampai di tempat ini, banyak para siswa yang terlihat buru-buru memasuki
kawasan megah ini, entah apa yang membuatnya terburu-buru, padahal ini masih
pagi.
Pelajaran
pertama dimulai, pelajaran Bahasa Inggris, walaupun ini sekolah seni, tapi tata
bahasa terutama Bahasa Inggris disini juga diutamakan, karena memang ini
sekolah Internasional. Pelajaran ini 4 jam lamanya, 1 jam, 2 jam aku bisa
mengikuti, jam sisanya aku sungguh bosan, aku tidak bosan dengan pelajarannya,
tapi dengan gurunya. Guru perempuan berambut keriting macam benang yang ruwet, suka
memakai parfum berkelas yang wanginya menurutku seperti bau bunga kuburan. Guru
ini terkenal killer, karena memang guru ini sangat disiplin.
Jam
istirahat yang kutunggu daritadi akhirnya datang, seperti biasa, aku dan 5
teman tercintaku ini, segera pergi ke kantin untuk makan, atau hanya sekedar
mengobrol, lalu masuk ke kelas lagi. Disaat kami semua tiba dikantin, kami
semua hanya membeli jajanan ringan dan membewanya ke kelas dan memakannya
disana. Dalam perjalanan menuju ke kelas, kami berenam melihat segerombolan
anak perempuan yang entah berapa jumlahnya yang sedang mengkerubuti sesuatu.
“Eh,
apaan tuh pada rame-rame?” kata Hana
“Entah,
semacam ada sesuatu” kata Hilda
“Tunggu
sebentar, sepertinya aku mendengar para wanita itu berteriak menyebutkan sebuah
nama” kata Dinda
“Kim
Myeongsoo, Choi Jonghyun?” kataku
“Sepertinya
begitu, gak ada salahnya kalau kita pergi kesana dan melihatnya” usul Adjeng
“Boleh-boleh”
kata Debby
Kami
semua segera lari untuk menghampiri gerombolan wanita itu, dan aku bertanya
kepada salah satu siswa perempuan disana.
“Permisi,
kalau boleh tau, Kim Myeongsoo dan Choi Jonghyun siapa ya?” kataku
“Kau
tidak tau? kemana saja kau? mereka berdua adalah pria paling tampan disini,
mereka adalah sahabat, anak paling kaya disini, dan Kim Myeongsoo adalah anak
dari kepala Sekolah kita” kata wanita itu
“HAH???”
kami berenam kaget serempak
“Anak
kepala sekolah?” kata Debby
“Iya”
kata wanita itu
“Aku
jadi penasaran gimana bentuk meruka berdua” kataku
Kami
berenam menembus gerombolan itu, kami semua melihat dua pria yang anak
perempuan bilang tampan itu, memang tampan menurutku. karena aku belum mengerti
mana yang bermama Kim Myeongsoo dan Choi Jonghyun itu, yang satu tampan, putih,
tinggi, pakai kacamata hitam, pakaian sopan, dan terlihat sedikit sombong,
satunya lagi, tampan, berkulit sedikit cokelat, tinggi juga, pakai kacamata
hitam juga, pakaiannya sedikit amburadul tapi keren menurutku, dan terlihat
garang.
“Ganteng
masa?” kata Adjeng melongo melihat kedua pria itu
“Ingat
udah punya Kim Jonghyun” kata Debby dengan nada ketus
“Tau
tuh, udah punya pacar, masih bilang pria lain tampan” kata Dinda
“Perlu
dilaporkan ini” kata Hilda menggoda
“Setuju”
kata Hana
Akau
hanya tertawa melihat kelakuan mereka. Memang mereka sudah memiliki pacar
sebelum aku bersekolah disini. Debby berpacaran dengan Kim Kyujong, seorang
pria yang menurutku tampan, berkulit putih, tinggi dan bertalenta. Dinda
berpacaran dengan Lee Hongki, salah satu vocalist band sekolah ini, Hana
berpacaran dengan Lee Donghae, yang menurutku pria berkulit sawo matang ini
juga lumayan tampan, Adjeng berpacaran dengan Kim Jonghyun, salah satu murid di
sekolah ini yang memiliki suara emas dan saingannya Hilda dalam hal bernyanyi,
Hilda berpacaran dengan Kim Heechul, pria yang menurutku juga tampan tapi juga
cantik menurutku, tapi Heechul ini menyeramkan disaat dia marah. Aku, hehe, aku
belum memiliki pacar, aku hanya seorang murid di sekolah Internasional ini.
Setelah
bel masuk, guru piano kita mempersilahkan dua orang yang merupakan murid baru
disekolah ini, dan mereka adalah dua pria tadi, Kim Myeongsoo dan Choi
Jonghyun. Dan anehnya lagi mereka masuk ke kelasku. Mereka masuk dengan
sombongnya, memperkenalkan diri, dan duduk tepat dibelakang bangku dimana aku
duduk. Kemudian pelajaran mulai~~
Pelajaran
kedua datang~ pelajaran bahasa Inggris, pada saat itu memang ada PR tentang
kesenian dan wajib mengumpulkan tugas karena, ya~ tau sendiri lah, itu guru
killernya kayak apa. Semua murid langsung mengumpulkannya ke meja guru, tanpa
sadar aku tak sengaja menabrak Myeongsooatau lebih tepatnya L, aku gak sengaja,
aku memang gak liat karena aku sibuk membolak-balikkan tugas itu, dengan
sombongnya dia berteriak kepadaku.
“HEH!
GAK PUNYA MATA? CEWEK MACAM APA?” bentaknya
“SORRY
GAK SENGAJA, BTW AKU PUNYA MATA, 2 PULA, MAU LIAT?” bentakku
“CEWEK
KOK GAK SOPAN, DIKIRA SITU SAPA?”
“EMANG
SITU SAPA?”
“GAK
TAU AKU? PERLU DIJELASIN?”
“GAK
DEH MAKASIH, UDAH TAU SITU SAPA”
“BAGUS!
SIAPA COBA COWOK DIHADAPANMU, CEWEK GAK BERMORAL?”
“SITU?
MANUSIA KAN? COWOK GAK JELAS” jawabku sinis
Idih!
Murid macam apaan? Murid baru aja tingkahnya macam senior, omongannya kasar,
pake ngejek pula, dikira situ sapa? Gak sopan banget jadi orang, anaknya sapa?
celotehku lirih.
Jam
istirahat yang aku tunggu akhirnya datang, yang biasanya kita ber-6 pergi
bareng ke kantin, sekarang aku sendiri yang berangkat duluan, karena yah~
mereka berlima masih melepas rasa kangen terhadap kekasih hatinya
masing-masing, kan jadi envy -_-. Mau tak mau aku berangkat sendiri, aku
cepet-cepet nge-booking meja kosong yang ada di kantin, kalau gak dapet meja
kosong, yang namanya Hilda sama Adjeng akan berceramah panjang kepadaku. dan
akhirnya aku dapat, dengan senang hati aku langsung duduk disitu, lagi
enak-enaknya detik-detik mau duduk, ternyata yang namanya L dan Changjo itu
langsung nyerobot di meja satu-satunya yang kosong tersebut.
“HEH
KALIAN BERDUA, NGAPAIN DISINI?” teriakku
“YA
DUDUK LAH, MASA JONGKOK” teriak Changjo
“KAN
YANG PERTAMA NGEBOOKING DULUAN KAN AKU!”
“TAMU
KEHORMATAN WAJIB DI DAHULUKAN” kata L
“TAMU?
NOH! DI RUANG KEPALA SEKOLAH KALAU MAU BERTAMU”
“KALAU
GAK MAU?” kata Changjo
“DIBAWAH
KALO DUDUK” jawabku
Ya
Tuhan~~ sepertinya akan ada 2 penceramah yang akan menceramahiku habis-habisan
karena aku gak kebagian tempat duduk. Beberapa menit kemudian, mereka semua
daang menggandeng kekasihnya masing-masing. Mati aku! kataku sambil menepok
dahi lebarku. Aku telah menyiapkan semuanya sebelum aku diomeli. Mereka
bersepuluh datang dengan wajah riang gembira.
“Hai
Mel~~” sapa mereka dengan kompak
“Hai
semua!” jawabku datar
“Eh,
kita gak jadi makan disini, kita mau ke taman aja, mau ikut?” kata Hana
“Gak
jadi? Ke taman? Ngapain?” jawabku
“Biasa~”
jawab Kyujong santai
“Pacaran?
Gak deh makasih, mending aku ke UKS” kataku
“UKS?
Kamu sakit?” kata Debby panic
“Gak
sakit, ngantuk” katau nyantai
“Oke,
bye~~”
“Happy
sleep~~” kata Hana
Untung
gak ada yang ceramah hari ini, leganya~. Hari ini gak istirahat bareng, betapa
menyedihkan semua ini, kataku. Aku berjalan menuju ke UKS yang sunyi dan damai,
aku ingin tidur di UKS walaupun aku tidak sakit. yah~ you know lah~ aku ini
jagonya tidur B). Aku telah sampai di depan pintu UKS, dan aku segera membuka
pintu UKS itu, dan ternyata.. di kunci -_-. Siapa yang ngunci? Ya Tuhan~
teriakku di depan UKS tercinta ini. Lalu aku memutuskan untuk tidur dikelas.
Dan akhirnya tidur pun berjalan sesuai dengan keinginan. sebelum tidur, ambil
headset, colokin, dengerin music, lalu tidur dengan cantiknya.
Aku pun
mencoba memejamkan mataku, gak sampai 3 menit, ada seseorang yang memukul keras
meja yang aku buat tidur, sontak lalu aku terbangun karena kaget. Dan yang
memukul keras meja kesayanganku ini adalah siapa lagi kalau bukan L? Udah
ganggu orang tidur gak mau minta maaf pula. Memang -_-. Gak puas memukul keras
mejaku dan membuatku bangun akan hal seperti itu, dengan seenaknya L mengambil
Handphone tercintaku yang masih bergandengan dengan headsetku. Dia mengambilnya
dariku, aku mencoba untuk mengambilnya, tapi gagal. Changjo, dengan ngakaknya
yang seperti sapi kalau ketawa -_- menertawaikku dengan puas. Dengan rasa
jengkel, ku lempar dia dengan kotak pensil besi yang entah itu milik siapa, dan
aku tidak peduli akan itu mengenai lengan Changjo, dan itu membuat Changjo
berhenti tertawa dan merintih kesakitan, malah aku yang ngakak puas!
Hahahahaha~~~~~~
Ini
pelajaran terakhir, detik-detik menjelang pulang, dan Handphoneku masih
ditangan L, dan dia belum mengembalikan kepadaku. Dan disitu aku mulai sibuk
berpikir bagaimana caranya mengambil handphoneku kembali agar aku bisa pulang.
Ketika bel berbunyi dan saatnya untuk para siswa pulang, handphoneku yang
tercinta belom kembali dengan keadaan sehat wal’afiat.
“Din,
pinjem HP~” kataku dengan memelas
“Pinjem?
Emang gak bawa HP?” kata Dinda
“Bawa,
tapi HPku disandera dengan orang yang tidak bertanggung jawab”
“Disita?”
katanya penasaran
“Iya”
“Sama
kepala sekolah?”
“BUKAANN~~~~
Ih ni anak lama amat, Cuma minta pulsa doang buat sms”
“oke
oke”
Aku
mengirim sms ke sopirku untuk menjemputku, setelah terkirim, balasannya pun
manakjubkan, saking menakjubkan sampai-sampai itu kumis sopir aku cabut sampai
ke akar dan tidak akan meninggalkan sisa apapun. Intinya, sopirku tidak bisa
menjemputku karena sedang menemani Dad kerja di luar kantor, dan dengan
entengnya bilang “Naik taxi saja, Non”. Aku segera memeriksa dompet Snoopyku,
ternyata tak ada uang. merogoh disemua saku yang aku punya, juga tak ada uang.
Yang ada kartu pelajar, dan tiga kartu ATM. belom ambil uang, dan malas. Teman-temaku,
aku meminjam uang ke mereka, tak ada yang punya. DEMIAPA HARI INI PULANG JALAN
KAKI? -o-
Ini
juga handphone masih di orang gak jelas. Ini udah sore, sekolah sepi. Dan gak
ada gunanya buat nungguin jemputan karena memang gak ada yang jemput. Bersiap-siap
pulang jalan kaki~~ Sangat menyedihkan. Aku mulai keluar sekolah yang sangat
megah ini, jalan kaki pastinya. Ini masih jauh sama rumah -_- tiba-tiba ada
sebuah mobil merah memotong jalanku, dan dia membuka kaca mobilnya. Ternyata
Changjo, tumben dia gak bareng sama L, sahabatnya.
“Kok
jalan?” tanyanya
“Urusanmu
kah?” jawabku sinis
“Naik
cepetan, aku anter” jawabnya nyantai
“Naik?”
tanyaku
“Iyalah,
mau gak? Kalau gak mau ya udah” jawabnya
“Eh iya
iya” kataku
Hari
ini nebeng bareng Changjo, di mobil mewahnya. Aku duduk di sampingnya, Sesekali
aku melihat wajahnya, serius kalo lagi nyetir. Ya gakpapa lah~ daripada pulang
jalan? pikirku. Kami berdua diam, gak ada sepatah kata pun. Setelah lama
diem-dieman, dia bertanya kepadaku, bahwa alamatku ada dimana? Ya aku jawab
dengan senang hati, karena perjalanan jauh, yang hanya aku lakukan adalah
menapat jendela mobil dan melihat suasana jalanan pada sore itu. Tiba-tiba dia
memberhentikan mobilnya, dan itu bukan didepan rumahku, gak tau umah siapa.
“Kok bukan
rumahku?” kataku
“Ya
iyalah” jawabnya nyantai
“rumah
siapa dong?” tanyaku
“Rumah
Choi Jonghyun” jawabnya pede
Hah?
Rumahnya Changjo? ngapain? Hadoh! ini udah sore -_-. Aku berdiri di depan pintu
rumahnya yang 2 kali lipat lebih besar daripada rumahku. Aku dipersilahkan
masuk olehnya, kok sepi? Rumahnya kayak istana gila! Bagus banget! Bagusan
rumah ini daripada rumah sendiri, pikirku. Aku duduk di ruang tamu, sendiri,
entah dia pergi kemana.
1 jam
kemudian
Aku lelah, capek gila, tanpa sadar aku tertidur
di sofanya yang empuk, dan dia membangunkanku dengan melemparkan handuk kecil
tepat ke mukaku.
“Bangun
woi!” teriaknya
“Hm..
handuk? buat apa?” tanyaku dengan nada orang ngantuk
“Mandi
sana” perintahnya
“MANDI?
KAPAN AKU PULANG CHANGJO?” teriakku
“Nanti
kalau udah selesai makan malam” jawabnya santai
“Gila
sumpah!”
“CEPETAN
MANDI!” bentaknya
“GIMANA
MAU MANDI KALAU KAMAR MANDINYA AJA AKU GAK TAU”
“Lurus,
belok kiri”
Aku
mandi, mandi di rumah orang, lebih tepatnya di rumah Changjo. 30 menit telah
berlalu telah aku buat untuk mandi. Aku datang ke ruang tamu lagi, dan
mendapatinya dia tidak disitu. Oh God! Kemana dia pergi? Dengan rasa gak
peduli, aku duduk kembali ke ruang tamu itu, dan dengan santainya aku
menyalakan tv di ruangan itu. Gak berapa lama kemudian, dia datang membawakan
beberapa makanan, yang pastinya untuk makan. Buset! Ini orang gak punya
pembantu? Kok masak sendiri? Hebat banget! pikirku.
“Nih
makan” katanya
“Hm?”
“Cepet
dimakan, masih anget. abis itu kamu pulang”
“Tapi
aku gak ada yang jemput aku disini”
“Aku
anter lah”
“Oh”
Kita
berdua makan malem diruang tamu berdua, gak ada dari kita yang bicara, yang
bicara hanyalah tv semata. Ternyata dia beda sama L, beda banget sifatnya,
kalau L itu semacam orang gila yang kerjaannya ngebully aku disetiap dia ingin
ngebully, tapi Changjo walaupun dia suka ngetawain aku kalau aku di bully sama
L, dia dingin, tapi dinginnya beda. Sambil makan, aku sedikit ngelirik dia,
nikmatin banget kayaknya. Aku sedikit heran sama dia. Selesai makan, aku
bersiap-siap untuk pulang kerumah, aku membantunya membereskan dan membersihkan
semua piring, sendok, garpu, pisau, gelas, dsb.
Dijalan,
kami berdua kembali saling diam. Gak ada yang perlu diomongin soalnya. Dalam
perjalanan, aku berharap gak ada yang ngomelin aku saat pulang nanti. Akhirnya
aku sampai di rumahku. Changjo tepat memberhentikan mobilnya tepat di depan
rumah.
“Mau
mampir dulu? buat minum atau apa?” tanyaku
“Gak”
jawabnya singkat
“Oke,
thanks buat semuanya” kataku lalu meninggalkannya
Aku
masuk ke rumah, sepi, gak ada siapa-siapa kecuali sang pembantu rumah yang
menyambutku dengan rasa panik karena aku pulang terlalu sore. Aku langsung
masuk ke kamar, ganti baju, dan aku tiduran di kasur indahku. Dan aku mulai
berpikir kenapa Changjo melakukan itu semua kepadaku, yang aku tau, Changjo itu
rada gimana gitu~~ dan dia tinggal sendiri di rumah yang 2 kali lipatnya
rumahku, kemana orang tuanya? Aku berpikir heran.
Keesokannya,
aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Saat aku sarapan pagi, ada seseorang
yang mengklakson mobilnya di depan rumah, bunyinya bukan bunyi klakson Dad.
Lalu aku berlari kecil keluar, aku buka pintu, dan, jeng jeng jeng~~ mobil
Changjo ada didepan rumahku, aku kaget, ngapain dia disini? Lalu aku cepat-cepat
menuju ke mobil merahnya, dan masuk ke dalam mobil Changjo.
“Kok
pagi-pagi udah disini?”
“Sekalian
nganter kamu” katanya
“Hah?
Kok bisa?”
Dia
merogoh sakunya dan mengambil sesuatu dan ternyata dia mengambil Handphoneku!
Kenapa ada di Changjo? Bukannya ada di L?
“Tadi
ada SMS dari Dad.mu kalau harii ini tidak ada yang mengantarmu dan menjemputmu”
“Hah?
Jadi hari ini aku..”
“Iya,
kau bersamaku lagi hari ini”
Mobil
pun berangkat menuju sekolah.
“Bagaimana
kau bisa mendapatkan handphoneku? Bukannya ada di L?”
“Dia
menyuruhku untuk memberikanmu”
“Dasar
gak bertanggung jawab”
Changjo
menggelengkan kepalanya kecil dan tersenyum.
“Btw,
kemarin kenapa rumahmu sepi? kemana Orang tuamu? Kamu bisa masak?”
“Bukan
urusanmu” jawabnya sisnis
“Dih,
pagi-pagi gak baik marah-marah” kataku
“Siapa
yang ngelarang? Gak ada kan? Udah diem aja”
“Oke-oke”
Di
dalam mobilnya, aku mengutak-atik handphoneku. Disela-sela aku mengutak-atik
handphoneku, Changjo bicara kepadaku.
“Kau
suka selca ya?” jawabnya
“Hah?
Kau melihatnya? Dasar kau!” kataku sambil memukulnya
“Haha!!
Aku sudah melihat semuanya” ejeknya
Di
sela-sela dia sedang menyetir, aku mengambil Handphonenya yang berada di
depanku, sekaranglah saatnya untuk balas dendam! hahahaha!! Lalu dia berusaha
merebutnya dariku, tapi gagal. Rasakan!!! Aku melihat semua folder foto di
handphonenya, aku melihat banyak sekali fotonya dengan bersama L. Seperinya dia
marah kepadaku, tapi aku tidak peduli, rasakan!!!!!
Sesampainya
di sekolah, aku masih memegang handphonenya, dia berusaha keras agar dia
mendapatkannya kembali, sampai kita berdua kejar-kejaran bagaikan Tom &
Jerry. Aku terpojok, gak ada jalan keluar buat melarikan diri, aku bingung!
Andaikan aku bisa menghilang~~. Aku hanya pasrah aku kalah pada saat itu, dan
aku berusaha mengakalinya, aku mengulurkan tanganku untuk memberikan
handphonenya, disaat dia mengambil dengan gerakan cepat, aku menarik kembali
tanganku dan berlari meninggalkannya, dan dengan gesitnya dia mebuatku berhenti
karena tanganku di tahan kuat-kuat dan dia menarikku sehingga aku lebih dekat
dengan dia. Dia menatapku, dan dia berhasil mengambil Handphonennya kembali dan
berkata kepadaku, “Jangan aneh-aneh” lalu dia melepaskan tanganku.
Aku dan
Changjo berjalan menuju ke kelas berdua, pagi itu memang masih sangat pagi,
sehingga hanya beberapa anak saja yang ada di sekolah itu. Aku mengikutinya di
belakang. Kok Changjo gantengnya? batinku. Oh tidak, tidak mungkin aku
menyukainya.
-To Be Continued-